Imanul Huda panelis dalam launching program Rimba Collecitive |
“Sebelumnya skema yang sering
digunakan SCCM. Kali ini ada skema baru namanya Rimba Collective. Kurang lebih
200 orang mengikuti launching tersebut,” kata Direktur Eksekutif PRCF
Indonesia, Imanul Huda S Hut M Hut di kantornya, Jumat (9/4/2021).
Dijelaskan Imanul, PRCF Indonesia
difasilitasi Lestari Capital akan mendorong program Rimba Collective seluas
10.295 hektar untuk lima hutan desa.
Program ini akan dikembangkan bersama mitra PRCF lainnya di Kabupaten
Kapuas Hulu.
“Itu untuk tahap pertama seluas
10.295 hekare. Untuk tahap berikutnya seluas 29.437 hektare dan 38.062
hektar. Jadi diharapkan ada hutan desa
seluas 77.794 hektar di 15 desa yang akan mendapat manfaat dari program Rimba
Collective,” papar Imanul.
Kegiatan utama yang akan
difasilitasi dalam program Rimba Collective ini adalah penguatan kelembagaan
dan kapasitas Lembaga Pengelola Hutan Desa dan masyarakat. Perlindungan dan
rehabilitasi hutan. Pengembangan mata pencaharaian masyarakat. Kemudian, endukung
pengembangan Pendidikan dan budaya masyarakat setempat.
“Dukungan pembiayaan jangka
panjang melalui proram Rimba Collective merupakan strategi yang terbaik dalam
mendukung upaya pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan hutan yang lestari,” tambah alumni Fakultas
Kehutanan Untan ini.
Dukungan ini diharapkan membawa
perubahan terhadap kelestarian biodiversitas, perubahan cara berpikir dan
bertindak, berkembagnya usaha produktif yang mendukung peningkatan pendapatan
masyarakat, serta menurunnya emisi akibat berkurangnya deforestasi dan degradsi
hutan.
“Kepada semua pihak yang telah
terlibat dalam program Rimba Collctive untuk melestarikan hutan dan
memberdayakan masyarakat, kami mengucapkan terima kasih,” harapnya.
Apa Itu Rimba Colective?
Rimba Collective merupakan sebuah
inisiatif terobosan yang diprakarsai oleh pembeli dan pengolah minyak sawit
untuk mendukung konservasi jangka panjang yang berkelanjutan serta restorasi
lanskap hutan tropis secara kolektif. Rimba Collective adalah sebuah inisiatif
baru dari Lestari Capital yang menghubungkan perusahaan-perusahaan rantai pasok
minyak sawit terkemuka dengan proyek perlindungan dan restorasi hutan kelas dunia.
Terdiri dari para pembeli dan pengolah minyak sawit. Rimba Collective mendukung
konservasi jangka
panjang yang berkelanjutan serta
pemulihan lanskap hutan tropis. Dengan menciptakan mekanisme keuangan mandiri
dan skalabel, Rimba Collective menjadikan investasi di dunia konservasi sebagai
biaya yang tak terpisahkan dalam menjalankan bisnis.
Perlindungan dan Manajemen Risiko
Dirancang bagi
perusahaan-perusahaan yang telah membuat komitmen keberlanjutan yang kuat, Rimba
Collective bekerja dengan membagi biaya melalui pembayaran sukarela ke sebuah
entitas keuangan. Entitas ini diatur dan dioperasikan secara independen untuk
memastikan bahwa hasil-hasil keberlanjutan yang diklaim terpercaya dan semua
risiko di seluruh portofolio proyek terkelola dengan baik.
Semua proyek yang berpartisipasi
harus memenuhi dan mematuhi seluruh kriteria dan uji tuntas yang ketat dengan
pantauan tim ahli teknis. Verifikasi independen oleh pihak ketiga dilakukan
untuk memastikan bahwa indikator-indikator kinerja utama telah tercapai sebelum
pembayaran tahunan dilakukan. Sebagai gantinya, proyek akan mendapatkan sumber
pendanaan yang stabil dan terprediksi selama 25 tahun yang akan memungkinkan
proyek tersebut membuat rencana jangka panjang untuk memberikan dampak yang
nyata dan tahan lama.
Dampak Nyata pada Iklim,
Komunitas, dan Keanekaragaman Hayati
Rimba Collective merupakan
inisiatif pertama yang menjamin dampak keberlanjutan jangka panjang melalui
mekanisme kolektif yang beroperasi di tingkat industri untuk memenuhi komitmen
masingmasing perusahaan terhadap keanekaragaman hayati, komunitas, dan iklim.
Dalam jangka waktu selama 25
tahun, Rimba Collective bertujuan untuk memberikan pendanaan sebesar US$ 1
miliar bagi perlindungan atau restorasi 500.000 hektar (minimum) habitat hutan
tropis kritis yang mendukung lebih dari 32.000 orang yang tinggal di kawasan
perbatasan hutan. Upaya ini juga akan mengurangi konsentrasi karbon masa depan
di atmosfer ekuivalen dengan > 150 juta ton CO2 termasuk penyerapan dan
pencegahan emisi. Hal ini sejalan dengan kerja Aksi Koalisi Positif Hutan dari Forum
Barang Konsumen serta komitmen pasca-2020 dari sejumlah perusahaan rantai pasok
yang terus berkembang. (ros)