Hewan Berisiko Punah Lutung Sentarum / Langur Borneo Muncul di Nanga Lauk

Hewan Berisiko Punah Lutung Sentarum / Langur Borneo Muncul di Nanga Lauk

Lutung Senterum atau Langur Borneo
Lutung Sentarum atau Langur Borneo muncul di hutan desa Nanga Lauk Kapuas Hulu awal Juni 2020 lalu


Pontianak- Hewan langka Lutung Sentarum / Langur Borneo (Presbytis Chrysomelas Cruciger) tiba-tiba muncul di belakang Kantor LPHD Lauk Bersatu Desa Nanga Lauk awal Juni 2020 lalu. Kemunculan hewan primata itu berada di titik koordinat Lat 112 derajat 38' 25.678" E, Long 0 derajat 56' 43.794" N. Ini kabar baik tentunya untuk program konservasi hutan yang tengah dijalankan oleh PRCF Indonesia bersama LPHD Lauk Bersatu.

Kemunculan Luntung Sentarum / Langur Borneo tersebut sempat terekam oleh salah satu personel PRCF Indonesia, Yadi Purwanto. Saat itu Yadi dan warga Nanga Lauk sedang bincang-bincang di Kantor LPHD Lauk Bersatu. Kantor itu berada di pinggiran hutan. Tiba-tiba ada yang teriak, “Ada kelasi di atas pohon karet!” Mendengar teriakan itu, Yadi  beserta beberapa warga kaget. Segera mengalihkan pandangan pada primata yang sedang berada di atas pohon.

Saat itu juga, Yadi mengambil kamera dan mengabadikan lutung yang didominasi bulu warna itu. Beberapa kali Yadi menyebut bahwa lutung tersebut bernama kelasi. Saat diabadikan, Lutung itu sedang makan pucuk daun karet. Ia merasa nyaman seperti tidak terpengaruh oleh siapa yang melihatnya. Lutung itu bergerombol namun tersebar di beberapa pohon mencari makan sendiri-sendiri. Beberapa menit kemudian, Lutung-lutung itu menghilang di tengah rimbunnya hutan.
 
Lutung Sentarum atau Langur Borneo
Lutung Sentarum atau Langur Borneo muncul di hutan desa Nanga Lauk awal Juni 2020 lalu
Kabar kemunculan lutung itu dilaporkan ke Direktur Eksekutif PRCF Indonesia, Imanul Huda S Hut M Hut. Saat dilaporkan, Yadi mengatakan bahwa primata itu adalah kelasi. Imanul merasa senang atas kemunculan hewan yang banyak hidup di pohon itu. Ia pun segera melaporkan ke pihak Taman Nasional Betung Kerihun Danau Sentarum (TNBKDS).

“Kayaknya ini bukan Lutung Merah (Presbytis rubicunda). Karena ada warna hitam di tangan dan punggungnya. Mungkin lebih dekat ke Lutung Sentarum / Langur Borneo (Presbytis chrysomelas cruciger). Ini komentar dari Kepala Balai Besar TNBKDS,” redaksi kepala Balai TNBKDS yang di-share oleh Imanul di grup WA.

Kalau istilah hewan Kelasi memang sudah tidak asing di telingi warga yang mendiami kawasan TNBKDS di Kapuas Hulu. Bahkan saat mengabadikan hewan itu, Yadi beberapa kali menyebut bahwa itu Kelasi. Karena secara fisik mirip dengan Lutung Sentarum. Saya mencoba mencari istilah itu di google, tidak ditemukan istilah Lutung Sentarum secara spesifik. Ketemu hanya istilah Lutung Borneo https://eljohnnews.com/eksplorasi-bukit-semujan-temukan-langur-borneo/.

Hewan Langka
Kalau memang hewan itu berbeda dengan Kelasi, oleh Balai TNBKDS lebih dekat dengan Luntung Sentarum / Langur Borneo (Presbytis chrysomelas cruciger), tentulah itu salah satu hewan langka yang wajib dilindungi. Kemunculan Lutung tersebut jelas sangat mengembirakan bagi PRCF Indonesia. Adanya Lutung itu salah satu indikator bahwa hutan di sekitar Desa Nanga Lauk masih terjaga dengan baik. Beberapa waktu sebelumnya pernah juga muncul Orangutan (Pongo pygmaeus).

Menurut data IUCN, Lutung Sentarum atau Langur Borneo menurut status konservasi spesies ini merupakan spesies yang berisiko punah dalam waktu dekat atau kritis (Critically Endangered/CR).  “Kita akan berusaha mencari lebih dalam lagi soal keberadaan Langur Borneo ini. Kita sudah melakukan indentifikasi awal dengan menetapkan titik koordiatnya. Bersama teman-teman LPHD Lauk Bersatu, akan dilakukan identifikasi populasi dan habitatnya serta tingkat keterancamannya.  Harapan kita populasi dan habitatnya di ekosistem hutan rawa gambut di Desa Nanga Lauk menjadi habitat Langur Borneo yang terlindungi,” kata Imanul. (ros)